Breaking News

Sabtu, 05 Desember 2009

Profil Empat Imam Mujtahid Muthlaq

Ust. Khaerudin Ibnu Muhammad Zen_Rancadulang Margasari Karawaci Kota Tangerang


1. Imam Hanafi ra ( 80 – 150 H ) Irak.

Nama lengkapnya adalah Al Nu’man bin Tsabit bin Zautha bin Mah, keturunan bangsa ‘Azam dari Persia. Beliau terkenal dengan panggilan Imam Abu Hanifah karena sangat rajin beribadah kepada Allah SWT. Kata “Hanif “ dalam bahasa arab artinya “cenderung pada agama yang benar” riwayat lain mengatakan gelar Abu Hanifah karena eratnya dengan tinta, kemanapun beliau pergi selalu membawa tinta guna mencatat ilmu pengetahuan.

Imam Hanafi ra Lahir dikota Kuffah ( Bagdad, Irak ) pada zaman shohabat tahun 80 H/699 M dan wafat pada bulan Rajab tahun 150 H dalam usianya 70 tahun, setelah setelah sekian lama dipenjara karena menolak memangku jabatan hakim dan dimakamkan di Khazaran/Rashafah Bagdad sebelah timur. Beliau adalah ‘ulama ahli ibadah, zuhud, arif billah. [1]

Imam Hanafi ra mendalami ilmu pengetahuan kepada para shahabat diantara : shahabat Hammad bin Abi Sulaiman, shahabat Ibrohim Al Nakha’i, shahabat Abdullah bin Mas’ud, shahabat Abdullah bin Abbas, beliau juga bertemu dengan shahabat Annas bin Malik, shahabat Abdullah bin Auqa’, shahabat Sahal bin Sa’ad al Sa’di dan shahabat Abu Thufail bin Wailah.

Diantara murid – muridnya : Imam Abu Yusuf bin Ibrahim Al Auza’I, Imam Zafr bin Al Hazali bin Qais, Imam Muhammad bin Hasan bin Farqad As Syaibani, Imam Al Hasan bin Ziyad Al Lu’lu’i.[2]

Diantara Karya – karyanya : Kitab Al Fiqhul Akbar, Kitab Ar Risalah, Al ‘Alim wal Muta’allim

Keistimewaan Imam Hanafi ra diantaranya :

1. Beliau adalah Ulama ahli ibadah, zuhud, ‘arif billah dan telah menghatamkan Al-qur’an sebanyak 7000 kali “ Allaahu Akbar “.

2. Berkata Imam Hafash bin Abdurrahman ra : Imam Abu Hanifah ra selalu menghidupkan malam / mengisi waktu malam dengan membaca Al-qur’an sampai khatam dalam satu rokaat shalat, selama 30 tahun “Subhaanallah “.

3. Berkata Imam Sayyid bin ‘Umar ra : Imam Hanafi ra melaksanakan shalat shubuh dengan wudhu shalat isya, selama 40 tahun “ Subhaanallah “

2. Imam Malik ra ( 93 – 179 H ) Madinah.

Nama lengkap Imam Malik ra adalah Malik bin Annas bin Malik bin Abi Amir Al Asyabahi al ‘Arabi, beliau menghimpun tidak kurang dari 5000 hadits dalam kitab Al Muwattho’. Dinamakan “Al Muwattho” sebelum kitab Al Muwattho’ dibukukan terlebih dahulu diperlihatkan pada 70 ulama ahli fiqih di Madinah dan memperoleh persejuan mereka, riwayat lain menyebutkan Imam Malik mimpi bertemu dengan Nabi SAW dan diperintah oleh Nabi untuk menyiarkan karyanya.

Imam Malik ra lahir dikota Madinah pada tahun 93 H – 179 H, termasuk Tabi’it - Tabi’in (usianya 86 tahun). sedangkan menurut qiil Imam Malik ra lahir pada tahun 90H – 179 H, termasuk Tabi’in ( usianya 89 tahun ). Kakak Beliau termasuk salah seorang shahabat Nabi SAW yang berasal dari Yaman kemudian menetap di Madinah.

Imam Malik belajar pada tidak kurang dari 900 Ulama yang pernah beliau temui ( 300 ulama dari Tabi’in ). Diantara ulama tersebut adalah : Imam Robi’ah bin Abdurrohman dalam bidang fiqih, Imam Nafi’ Maula bin Umar, Imam Ibnu Syihab Al Zuhri, Imam Abdul Zanad dan Imam Yahya bin Sa’id al Anshori dalam ilmu hadits.

Keistimewaan Imam Malik ra, diantaranya :

1. Beliau sangat cinta kepada Rosulullah SAW, karena itulah beliau tidak mau meninggalkan kota Madinah, kota dimana Nabi dimakamkan. Kecintaannya kepada Nabi beliau wujubkan dengan menulis tidak kurang dari 100.000 hadits. Subhaanallah

2. Beliau setiap malam selalu bermimpi bertemu dengan Rosulullah SAW “Subhaanallah “

3. Imam Hanafi ra pernah ditanya tentang Imam Malik ra, beliau menjawab : saya tidak menemukan Ulama ( pada zaman Imam Malik ) yang lebih mengetahui sunnah Rosulullah SAW selain Imam Malik ra.[3]

Setelah seluruh hidupnya dipergunakan untuk mengabdi kepada Allah SWT, beliau pulang kerohmatullah pada tahun 179 H dikota Madinah dalam keadaan sakit yang lama dan dikubur di Baqi’ pekuburan yang terkenal dikota Madinah.

3. Imam Syafi’I ( 150 – 204 H ) Palestina.

Nama lengkap Imam Syafi’I ra adalah Abi Abdillah bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’I bin Saaib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Abdul Mutholib bin Abdu Manaf bin Qushai.

Dilahirkan di Ghuzzah wilayah Asqolan dekat pantai laut putih ( laut mati ) bagian tengah Palestina ( Syam ). Pada tahun 150 H – 204 H. Umurnya 54 tahun. Imam Syafi’I lahir bertepatan dengan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah ra.

Orang tua Imam Syafi’I ra adalah keturunan Quraisy Mekkah, kemudian pindah ke Palestina dan pada umur 2 tahun, Imam Syafi’I ra dibawa pindah oleh ibunya ke Mekkah karena ayahnya meninggal , sehingga Imam Syafi’I ra hidup sebagai anak yatim “ Subhaanallah “.

Jalur keturunan Imam Syafi’I ra:

Jalur keturunan Imam Syafi’I ra dari ayahnya adalah Abi Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’I bin Saaib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Abdul Mutholib bin Abdu Manaf. Jalur keturunan Imam Syafi’I ra dari ibunya adalah Abi Abdillah Muhammad bin Fatimah binti Abdullah bin Al Hasan bin Husain bin Ali bin Abu Tholib ( paman Nabi SAW ). Al Imam Syafi’I ra nyambung keturunannya dengan Nabi SAW pada datuknya Abdu Manaf.

Ketika berada di Mekkah Imam Syafi’I belajar kebeberapa Ulama terkenal diantaranya : Imam Shofyan bin Uyainah, Imam Ismail bin Qustanthin, Imam Sa’ad bin Salim Al Qoddah, Imam Daud bin Abdurrahman Al Athar, Imam Abdul Hamid bin Abdul Azizi dan Imam Muslim bin Kholid.

Pada usia 20 tahun Imam Syafi’I pindah ke Madinah dan belajar dengan guru-guru terkemuka diantaranya : Imam Abdullah bin Nafi’, Imam Muhammad bin Sa’id, Imam Ibrohim bin Abi Yahya Al Asaami, Imam Abdul Aziz bin Muhammad Al Daruri, Imam Ibrohim bin Saad Al Anshori dan Imam Malik bin Annas. Kemudian Imam Syafi’I melanjutkan perjalanannya ke Irak untuk belajar dan berdiskusi dengan Ulama yang berda di Irak diantaranya : Imam Wahab bin Jarah, Imam Hammad bin Usamah, Imam Ismail bin Ulyah, Imam Abdul Wahab bin Abdul Majid, Imam Muhammad bin Hasan dan Imam Abu Yus. Beliau berada di Irak kurang lebih 2 tahun untuk mempelajari fiqih Imam Hanafi. Kemudian Imam Syafi’I kembali ke Madinah dan tnggal di Madinah selama 5 tahun, kemudian pergi ke Yaman, kemudian kembali ke Mekkah dan tinggal di Mekkah selama 17 tahun dan pada tahun 198 H, Beliau pindah ke Mesir.

Setelah Beliau mengembara mencari ilmu ke Mekkah, Madinah, Yaman, Irak dan Mesir, Beliau wafat di Mesir pada hari jum’at, tanggal 29 rajab, tahun 204 hijriyah dan dimakamkan di Qorofah setelah ashar pada hari jum’at.

Keistimewaan Imam Syafi’I ra

1. Pada usia 7 tahun hafal Al-qur’an 30 juz, pada usia 10 tahun hafal kitab Al Muwattho’ ( karangan Imam Malik ra yang berisi 5000 lebih Hadits Nabi SAW ) dan pada usia 15 tahun di izinkan oleh para Ulama untuk berfatwa “ Subhaanallah “

2. Telah berkata Al Imam Ahmad ra : ini adalah orang ‘Alim ( Imam Syafi’I ). Imam Syafi’I selalu membagi waktu malam menjadi 3 bagian : satu pertiga malam untuk ilmu, satu pertiga malam untuk shalat dan satu pertiga malam untuk tidur atau istirahat.

3. Imam Syafi’I setiap hari khatam Al-qur’an dan pada bulan romadhan khatam Al-qur’an 60 kali, semunya didalam shalat.

4. Imam Syafi’I pernah berkata : saya belum pernah kenyang dari umur 16 tahun karena kenyang memberatkan badan, mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, membuat ngantuk dan membuat malas beribadah.

5. Imam Syafi’I seumur hidupnya belum pernah sumpah ( demi Allah ) baik sumpah bohong atau sumpah benar.

6. Imam Syafi’I pernah ditanya tentang suatu masalah, beliau diam ( tidak langsung menjawab ), kemudian beliau ditanya lagi : kenapa diam, jawab Imam Syafi’I : supaya saya yakin pada kebenaran atau keutamaan antara diamnya saya atau menjawabnya saya.

Diantara do’a Imam Syafi’i : Ya Allah berilah anugrah pada kami dengan bersihnya/murninya ma’rifat pada –Mu, ya Allah berilah kepada kami bagusnya muamalah diantara kami dan bagusnya muamalah kepada –Mu menurut sunnah, ya Allah berilah kami rizki dengan bertawakkal pada –Mu dan agar kami selalu husnu zhon pada –Mu, ya Allah berilah anugrah pada kami pada semua ibadah yang mendekatkan kami pada –Mu wahai Dzat yang Maha Mengasihi dari yang mengasihi semuanya.

4. Imam Hanbali ra ( 164 – 241 H ) Irak.

Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal As-Syaibani Al Marwazi. lahir di Baghdad pada bulan Robiul Awwal tahun 164 H dan wafat tahun 241 H di Kota Baghdad.[4]

Beliau pulang kerahmatullah dalam usia 77 tahun, tepatnya pada hari jum’at, tanggal 12 robiul awwal, tahun 241 H/855 M dan dimakamkan di Maqbaroh Bab Harb ( kota Baghdag ).[5]

Sejak kecil Beliau hidup dalam keadaan yatim, walaupun sebagai anak yatim Beliau sangat mencintai ilmu, Beliau belajar ilmu keislaman, seperti Al-qur’an, Hadits, sejarah, bahasa arab dan ilmu-ilmu yang lain pada para Ulama yang ada di Bagdad diantaranya : Imam Hasyim bin Basyir bin Abi Hazin, Imam Shofyan bin Uyainah, Imam Abdurrahman bin Mahdi, Imam Waqi’ bin Al Zarrah, Imam Abu Yusuf Ya’kub bin Ibrahim Ashari, dan Imam Syafi’i.

Pada saat pemerintahan daulah Abasyiah yang dipimpin oleh raja Al Ma’mun, Beliau dipenjara karena berbeda pendapat dengan gubernur bagdag. Setelah kepemimpinan di bagdad diganti oleh Al Mutawakkil. Imam Hambali ra dibebaskan dari penjara.

Keistimewaan Imam Hambali ra. diantaranya :

1. Beliau mempunyai wirid membaca Al-qur’an setiap hari khatam dan shalat sebanyak 300 rokaat setiap hari dan ketika Beliau dipenjara masih dapat shalat sebanyak 150 rokaat “ Subhaanallah “.

2. Beliau mendapat gelar “ Pembawa panji-panji Hadits dalam ilmu fiqih “ kajian-kajian Imam Hambali ra terhadap Hadits, dibukukan oleh putranya yang bernama Abdullah dan diberi nama “ Musnad Imam Hambali ra “ yang memuat tidak kurang 40.000 Hadits “ Suhaanallah“

3. Telah berkata Imam Idris Al Haddad : Al Imam Ahmad adalah shoohiburriwayah dalam Hadits, tidak ada pada zamannya yang seperti Beliau.

4. Telah berkata putranya Abdullah : Ayah saya selalu membaca Al-qur’an setiap malam dan selalu hatam setiap tujuh hari, kemudian beribadah sampai subuh dan shlalat setiap hari 300 rokaat “ Subhaanallah “



[1] Buku Pintar Agama Islam. Syamsul Rijal Hamid, Penebar Salam, Jakarta Timur, Cet ke-X, September 2001M/Rajab 1422H. Edisi Senior. Hal 199

[2] Buku Rahasia Kehidupan Orang Sufi, Ust. Labib Mz. Penerbit Bintang Usaha Jaya, Surabaya. Hal 141

[3] ‘Ianatuth Tholibin. Juz 1. Hal 17.

[4] Buku Rahasia Kehidupan Orang Sufi, Ust. Labib Mz. Penerbit Bintang Usaha Jaya, Surabaya. Hal 154

[5] Buku Pintar Agama Islam. Syamsul Rijal Hamid, Penebar Salam, Jakarta Timur, Cet ke-X, September 2001M/Rajab 1422 H. Edisi Senior. Hal 203

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By