Breaking News

Sabtu, 05 Desember 2009

Memberi Nama

Ust. Khaerudin Ibnu Muhammad Zen_Rancadulang Margasari Karawaci Kota Tangerang


Dalam agama islam terdapat tuntunan dalam memberi nama anak, karena nama adalah ungkapan yang diberikan kepada suatu benda untuk membedakan dari yang lain. Nabi Muhammad saw. menganjurkan agar memberi nama kepada anak dengan nama yang baik. Sebagaiman Sabdanya:

اَكْرِمُوْا اَوْلاَدَكُمْ وَحَسِّنُوْا اَسْمَاءَ هُمْ ( رواه ابن ماجه )

“ Muliakanlah anak-anakmu dan baikkanlah nama-namanya.” ( HR. Imam Ibnu Majah ).

عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِاَسْمَائِكُمْ وَاَسْمَاءِ اَبَائِكُمْ فَحَسِّنُوْا اَسْمَائَكُمْ ( رواه ابوداود وابن ماجه فى صحيحه )

“ Dari Abu Darda’ ra. berkata : Rasulullah saw. bersabda : “ sesungguhnya kamu diseru pada hari kiamat dengan nama-namamu dan nama-namamu ayahmu, maka baikkanlah/baguskanlah nama-namamu “. ( HR. Imam Abu Daud dan Ibnu Majah )

Nama yang dicintai oleh Allah adalah nama yang menggunakan ‘Abdu (hamba) yang dirangkaikan dengan Asmaul Husna ( nama-nama Allah yang terbaik ), sabda Nabi saw :

وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ اَحَبُّ اْلاَسْمَاءِ اِلَى اللهِ تَعَالَى عَبْدُ اللهِ, عَبْدُ الرَّحْمَنِ ( رواه مسلم وابوداود والترمذى )

“ Dan dari Ibnu Umar ra. berkata : Rasulullah saw. bersabda : nama yang paling disukai oleh Allah adalah ‘Abdullah, ‘Abdur Rahman. ( HR. Imam Muslim dan Tirmudzi dan Ibnu Majah )

Nabi menganjurkan agar kita memberi atau mempergunakan nama para Nabi. Sabda NAbi Muhammad saw :

عَنْ اَبِى وَهْبٍ اَلْجُشَمِىِّ وَكَانَتْ لَهُ صَحَابَةُ رَضِىَاللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ للهِ صَلَّى اللهَُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَسَمَّوْا بِاَسْمَاءِ اْلاَنْبِيَاءِ (رواه ابو داود )

“ Dari Abu Wahab Al-Jusyammi, dia mempunyai shahabat ra. ia berkata: Rasulullah saw bersabda : hendaklah kalian memberi nama dengan nama para Nabi. ( HR. Imam Abu Daud )

Dalam Musnad Al Harits bin Usamah bahwasanya Nabi saw bersabda :

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثَةُ اَوْلاَدٍ وَلَمْ يُسَمِّ اَحَدَهَا بِمُحَمَّدٍ فَقَدْ جَهُلَ

“ Barang siapa mempunyai tiga orang anak, dimana ia tidak memberi nama salah seorang dari padanya dengan nama Muhammad, maka ia telah bodoh.”

Nama yang tidak boleh di gunakan

Nama yang dilarang dipergunakan oleh manusia adalah nama-nama yang kandungannya / isinya hanya dimiliki oleh Allah SWT. Sabda Nabi saw :

وَعَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَاللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قَالَ : اِنَّ اَخْنَعَ اسْمٍ عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلٌ تُسَمَّى مَلِكَ اْلاَمْلاَكِ ( رواه البخارى مسلم )

“ Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rosulullah saw. bersabda : nama yang paling khianat disisi Allah ‘Azza wa Jalla ialah seorang laki-laki yang mempunyai nama Malikal Amlak (penguasa/raja di atas segala yang berkuasa). ( HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim )

Dalam riwayat lain yang shahih :

اِنَّ اخْنَعَ اْلاَسْمَاءِ عِنْدَ اللهِ رَجُلٌ تُسَمَّى شَاهَانْ شَاهْ مَلِكَ اْلاَمْلاَكِ لاَ مَالِكَ اِلاَّ اللهُ تَعَالَى

“ Sesungguhnya nama yang paling khianat disisi Allah adalah seorang laki-laki yang bernama syahan syah (raja diatas raja), malikul amlak (raja diatas raja), karena tidak ada raja (diatas raja) kecuali Allah Ta’Ala.”

Mengganti nama

Nama-nama yang artinya tidak baik, seyogyanya diganti dengan nama yang artinya baik, karena Nabi merubah nama yang tidak baik.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَاللهُ عَنْهَا : اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُغَيِّرُاْلاِسْمَ اْلقَبِيْحَ

(رواه الترمذى )

“ Dari Siti ‘Aisyah ra. sesungguhnya Rasulullah SAW. selalu merubah nama yang jelek ( dengan nama yang baik ).” ( HR. Imam Tirmidzi )

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَاللهُ عَنْهُ اَنَّ ابْنَةً لِعُمَرَ كَانَ يُقَالُ لَهَا عَاصِيَةُ, فَسَمَّاهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمِيْلَةَ ( رواه الترمذى وابن ماجه )

“ Dari Ibnu ‘Umar ra. sesungguhnya putri ‘Umar diberi nama ‘Ashiyah ( wanita yang maksiat ), maka Rasulullah saw. mengganti namanya dengan Jamilah ( cantik )”. ( HR. Imam At-Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah )

وَعَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اِنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ اَبِىْ سَلْمَةَ كَانَ اِسْمُهَا بَرَّةَ, فَقِيْلَ تُزَكِّى نَفْسَهَا فَسَمَّاهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ زَيْنَبَ. (رواه البخارى ومسلم وابن ماجه وغيرها )

“ Dari Abi Hurairah ra. sesungguhnya Zainab binti Abi Salamah semula namanya Barrah ( sangat berbuat baik ) maka dikatakan kepadanya supaya membersihkan dirinya, kemudian Rosulullah SAW. memberikan nama kepadanya Zainab ( nama pohon )”.

( HR. Imam Bukhori, Muslim, Ibnu Majah dan lain-lain ).

Waktu Pemberian Nama

Nama diberikan kepada anak adalah pada hari ketujuh dari kelahirannya. Sabda Nabi saw :

قَالَ : كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُسَمَّى فِيْهِ وَيُخْلَقُ رَاْسُهُ. (رواه الترمذى والنسائ وابن ماجه )

“ Beliau saw. bersabda : tiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuhnya dan pada hari itu dia diberi nama dan dicukur rambutnya.” ( HR. Imam At Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah ).

Cara Mamberi Nama

1. bila akan memberi nama anak laki-laki yang baru lahir, maka ucapkanlah :

سَمَّيْتُكَ ( سَمَّيْنَاكَ ) بِاسْمِ الَّذِىْ سَمَّاكَ اللهُ ... بِنْ ... اَلْفَاتِحَةَ ...

“ saya ( kami ) memberi nama kamu dengan nama yang Allah berikan kepada kamu …… bin …..

kemudian hadirin membaca surah A- Fatihah “

2. kemudian mengucapkan :

اَلْفَاتِحَةَ. بِاَنَّ اللهَ يَجْعَلُ اسْمَهُ مُبَارَكَةً لَهُ, اَلْفَاتِحَةَ ...

“ ( bacalah ) Al Fatihah, semoga Allah menjadikan namanya diberkahi. Al Fatihah … “

3. kemudian mengucapkan :

اَلْفَاتِحَةَ. بِاَنَّ اللهَ يُطَوِّلُ عُمْرَهُ فِى طَاعَةِ اللهِ وَطَاعَةِ الرَّسُوْلِ وَفِى صِحَّةٍ وَسَلاَمَةٍ, اَلْفَاتِحَةَ ...

“ bacalah Al Fatihah ! semoga Allah memnjangkan umurnya dalam ketaatan kepada Allah dan ketaatan kepada Rosul dan dalam sehat dan selamat. Al Fatihah … “

Nujuh Bulan/ Kekebba/Tingkepan

Adalah salah satu jenis tradisi islam yang berkembang ditengah kaum Nahdiyyin, berbentuk upacara pembacaan doa-doa dan sedekah, ketika seorang wanita tengah mengandung tujuh bulan. Upacara ini dilakukan dengan harapan agar bayi yang sedang dalam kandungan diberikan keselamatan dan ditakdirkan selalu dalam kebaikan kelak di dunia. Disebut juga Mitoni, karena berlangsung saat kandungan berusia tujuh bulan. Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman : ( QS. Al A’raf : 189 )

Dalam upacara tingkepan biasanya dibacakan Surat Yusuf, Maryam dan Muhammad, dengan maksud tabarukan ( mengambil berkah ) dari kisah-kisah Nabi yang dikisahkan dalam surat-surat tersebut [1].

Surat yang dibaca, biasanya tidak semua, tapi hanya sampai satu ‘ain/maqro atau hanya sepuluh ayat dan membacanya secara berbarengan.



[1] Antologi NU. KH. Abdul Muchith Muzadi. Khalista. surabaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By